Assalamualaikum Wr. Wb. Selamat datang di blog "بسم الله" Terima kasih Ya Allah atas rizki yang telah Engkau berikan.

Kamis, 22 Maret 2012

Subhanallah..."Sakartul Maut"

Pemuda ini cinta Al Quran. Gurat wajah yg lebat ditumbuhi janggut mengisyaratkan kesalehan.

Kematian menjelang, dan sekarat yg menyakitkan pun tiba.

Ia tengah berada di ambang dua alam; dunia & akhirat.

Tiada lagi ia dengar suara orang2 di sekitar. Tak kenal keluarga. Tak terlintas dunia.
Allah tampakkan alam yg berbeda untuknya.

Umumnya manusia di saat-saat spt itu hny membisu. Nafas tersengal dan pandangan hampa.

Namun lihatlah pemuda ini dalam sekaratnya... Simaklah surat Al Mulk yg dilafalkannya.
Dalam kondisi tak sadarkan diri..., hafalan Al Quran menuntunnya menuju ampunan Allah Swt.

Semua dari dunia saat itu akan terlupa. Namun Al Quran yg dihafal oleh dia, Anda dan kita semua akan membuat mudah jalan menuju HUSNUL KHATIMAH.

Bukankah kita ingin mati dlm kondisi seperti ini?! Ayo renungkan dan ambil langkah sekarang juga!

Pemuda shalih ini bs Anda saksikan di link berikut:

http://vuclip.com/w?cid=54585799&z=1102&frm=s 

http://m.youtube.com/index?desktop_uri=%2F&gl=US#/watch?v=eYN4FoxBlxI 

Senin, 19 Maret 2012

Pergaulan Remaja Dalam Islam

Bila kita berbicara tentang pemuda (remaja termasuk), maka Al Qur’an telah menyebut banyak kisahnya. Ada pemuda Yusuf a.s., pemuda Al Kahfi, pemuda Sulaiman dan banyak kisah lain yang cemerlang. Atau dalam sirah maka kita bisa temukan banyak pemuda yang menjadi sahabat Rasul, seperti Mus’ab bin Umair, Usamah bin Zaid atau Hasan-Husein bin Ali dari Ahlul Bait. Di kalangan pemudi kita bisa lihat Aisyah dan Fatimah dari Keluarga Rasul atau Khaulah yang menunjukkan sisi kepahlawanannya dengan ikut berjuang di jalan Allah, dan banyak lagi lainnya. Artinya, Islam menganggap pemuda (selanjutnya pemudi masuk ke dalamnya) merupakan aset potensial yang ikut menentukan arah masa depan. Bila pemuda dalam suatu masyarakat tergolong baik, maka dapat dipastikan masyarakat tersebut baik, demikian pula sebaliknya.
Tugas berat yang disandang pemuda dapat kita rumuskan sebagai berikut :
1. Sebagai penyambung generasi kaum beriman (QS.52:21, 25:74)
2. Sebagai pengganti orang-orang yang beriman yang telah terjadi degradasi iman (QS.5:54)
3. Sebagai reformer spiritual terhadap kaum yang telah menyimpang dari agama (QS.5:104)
4. Sebagai unsur perbaikan (QS.18:13-14)
Hanya sayangnya, kebanyakan pemuda tidak memahami tugas berat ini karena lemahnya pemahaman terhadap Islam yang syamil dam mutakamil. Suatu hal yang ironis, dikarenakan banyak tugas berat yang tidak mereka sadari karena ketidak pahaman atas makna dasar kehidupan ini. Seperti dari mana mereka berasal, untuk apa diciptakan dan akan bagaimana mereka hidup. Jarang jawaban yang dapat kita ambil dari mereka saat ditanya siapa idolanya, yang menjawab tokoh-tokoh panutan umat. Tapi justru tokoh glamour yang cenderung hedonisme (keduniaan) seperti artis, atlit -lah yang kebanyakan mereka agung-agungkan dan dijadikan teladan hidup.
Satu masalah yang perlu mendapat perhatian serius adalah bebasnya hubungan antar jenis diantara pemuda yang nantinya menjadi tonggak pembaharuan. Islam sangat memperhatikan masalah ini dan banyak memberikan rambu-rambu untuk bisa berhati-hati dalam melewati masa muda. Suatu masa yang akan ditanya Allah di hari kiamat diantara empat masa kehidupan di dunia ini. Kita bisa memahami hakikat pergaulan dalam Islam dengan melihat Al Qur’an.

Minggu, 18 Maret 2012

Saya bingung? Apa yang harus saya lakukan?

Apakah itu sebuah dosa besar?
saya telah merusak segalanya karena dosa
mimpi, harapan
sampai saya tidak tahu, apakah ini sebuah cobaan atau kebodohan
sampai saya tidak tahu, apa yang harus saya lakukan
sampai saya tidak tahu, sabar itu apa dan bagaimana
sampai saya tidak tahu, ikhlas itu apa dan bagaimana
Apakah Sang Pencipta (Allah SWT) akan memaafkan?
saya ingin belajar lagi tentang ikhlas, sabar, dan kekuatan iman
maka dari itu saya butuh orang-orang yang dapat membimbing saya...


jagalah dirimu ! Allah SWT selalu dekat...

Jumat, 16 Maret 2012

RUQYAH DAN TAMIMAH

Diriwayatkan dalam shahih al-Bukhari dan Muslim dari Abu Basyir al-Anshari bahwa dia pernah bersama Rasulullah SAW dalam salah satu perjalanan beliau, lalu beliau mengutus seorang utusan (untuk memaklumkan),

"Supaya tidak terdapat lagi di leher unta kalung dari busur panah atau kalung apapun, kecuali harus diputuskan"

Ibnu Ma`sud menuturkan, "Aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda, 
`Sesungguhnya ruqyah, tamimah, dan tiwalah adalah syirik ." (Hadist riwayat Imam Ahmad dan Abu Dawud).  

Tamimah : sesuatu yang dikalungkan di leher anak-anak untuk menangkal atau menolak `ain. Tetapi, apabila yang dilakukan berasal dari ayat suci Al-Qur`an, sebagian Salah memberikan keringan pada hal ini; dan sebagian yang lain tidak memperbolehkan dan memandangnya termasuk hal yang dilarang, diantaranya Ibnu Ma`sud. 

Ruqyah : yaitu yang disebut pula `azimah. Ini khusus diizinkan selama penggunanya bebas dari hal-hal syirik, sebab Rasulullah SAW telah memberikan keringanan dalam hal ruqyah ini mengobati `ain atau sengatan kalajengking.

Tiwalah : sesuatu yang dibuat dengan anggapan bahwa hal tersebut dapat membuat seorang isteri mencintai suaminya, atau seorang suami mencintai isterinya.

Hadist marfu` diriwayatkan dari `Abdullah bin `Ukaim :

"Barang siapa yang menggantungkan sesuatu barang (dengan anggapan bahwa barang itu bermanfaat dan melindungi dirinya), niscaya Allah menjadikan dia selalu bergantung kepada barang tersebut." (Hadist riwayat Imam Ahmad dan at-Tirmizi)

Imam Ahmad meriwayatkan dari Ruaifi`, katanya :

"Rasulullah SAW telah bersabda kepada ku, `Hai Ruaifi`, semoga engkau berumur panjang; untuk itu, sampaikan kepada orang - orang bahwa siapa saja yang menggelung jenggotnya atau memakai kalung dari tali busur panah atau beristinja dengan kotoran binatang atau tulang, maka sesungguhnya Muhammad berlepas dari dirinya" 


Waki` meriwayatkan bahwa sa`id bin Jubair berkata, " Barang siapa memutus suatu tamimah dari seseorang, maka tindakannya itu sama dengan memerdekakan seorang budak."

Dan Waki` meriwayatkan pula bahwa Ibrahim (an-Nakha`i) berkata, "Mereka (para sahabat `Abdullah bin Mas`us) membenci segala jenis tamimah, baik dari ayat-ayat Al-Qur`an atau bukan dari ayat-ayat Al-Qur`an."