Assalamualaikum Wr. Wb. Selamat datang di blog "بسم الله" Terima kasih Ya Allah atas rizki yang telah Engkau berikan.

Jumat, 08 Juni 2012

Bulan Rajab



Manusia sering melewatkan sesuatu yang penting, waktu yang berharga dan tempat yang istimewa. Sebabnya juga terkadang terlalu sederhana. Karena mereka tidak mengenalnya. Akibatnya mereka tidak mampu memanfaatkannya secara maksimal dan sebaik-baiknya.

Bulan Rajab merupakan bulan yang sangat penting dan istimewa. Kita perlu menyimak hadis-hadis yang berbicara tentang keutamaan dan nilai bulan Rajab dari Ahlul Bait as agar tidak melewatkannya begitu saja.

1. Rasulullah Saw bersabda:
"Ketahuilah bahwa bulan Rajab adalah bulan Allah dan bulan itu adalah bulan yang sangat besar. Bulan ini disebut "A'zham" (agung). Karena tidak ada satu bulan pun yang menyamainya dari sisi keutamaan dan kehormatan di sisi Allah Swt." (Allamah Majlisi, Bihar al-Anwar, jilid 97, hal 26)

2. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa setiap bulan Rajab tiba, Rasulullah Saw mengumpulkan kaum muslimin. Kemudian beliau berdiri di hadapan mereka dan menyampaikan khotbah dan memulainya dengan ucapan hamdalah dan pujian kepada Allah serta mengucapkan shalawat untuk para nabi terdahulu setelah itu beliau bersabda:

"Wahai kaum Muslimin! Bulan yang sangat besar telah tiba dan mengayomi kalian, yaitu bulan Rajab. Bulan yang di dalamnya diturunkan rahmat dan kasih sayang Allah terhadap orang-orang yang beribadah kepada-Nya dengan syarat bukan musyrik dan bukan pembuat bidah. Ketahuilah bahwa di bulan Rajab ada satu malam yang barang siapa di malam itu tidak tidur dan mengisinya dengan ibadah, maka Allah akan menyelamatkan badannya dari api neraka dan tujuh puluh malaikat bersalaman dengannya serta memintakan ampunan baginya sampai bulan Rajab tahun berikutnya." (Allamah Majlisi, Bihar al-Anwar, jilid 97, hal 47)

Malam apakah yang disebutkan dalam riwayat tersebut? Dengan menggunakan riwayat lain para ulama memberikan empat kemungkinan; boleh jadi itu adalah malam pertama bulan Rajab atau malam Jumat pertama bulan Rajab yang disebut juga dengan lailaturraghaib. Boleh jadi juga pertengahan bulan rajab dan atau 27 Rajab.

3. Diriwayatkan dari Imam Ali bin Abi Thalib as:
"Barang siapa yang bersedekah di bulan Rajab, maka Allah akan memberikan pahala kepadanya pada Hari Kiamat pahala yang tidak pernah dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga dan juga tidak pernah terlintas dalam pikiran manusia." (Allamah Majlisi, Bihar al-Anwar, jilid 97, hal 33)

4. Diriwayatkan juga dari Imam Ridha as:
"Barangsiapa yang berpuasa karena mengharapkan pahala, maka Allah akan mewajibkan surga baginya. Barang siapa yang berpuasa di pertengahan bulan Rajab, maka ia bisa mensyafaati dua kabilah (yang banyak penduduknya) seperti kabilah Rabi'ah dan Mudhir. Dan barangsiapa yang berpuasa di akhir bulan Rajab, maka Allah akan menjadikannya tergolong sebagai raja-raja surga dan ia bisa mensyafaati ayah, ibu dan keluarga, kerabat dan tetangganya, sekalipun di antara mereka ada yang harus masuk neraka." (Amali Syeikh Shaduq, hal 10)

5. Ada sebuah kisah menarik tentang Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh seorang laki-laki bernama Tsauban yang mengatakan, "Kami berada di kuburan bersama Rasulullah Saw. Rasulullah berhenti lalu pergi, kemudian berhenti lagi. Aku bertanya, "Ya Rasulullah! Mengapa engkau berbuat demikian?"

Lalu Rasulullah Saw menangis tersedu-sedu, kami pun menangis. Kemudian Rasulullah Saw bersabda, "Wahai Tsauban! Aku sedang mendengar suara jeritan orang-orang yang terkena azab. Aku kasihan terhadap mereka, makanya aku berdoa untuk mereka dan Allah meringankan azab mereka."

Kemudian beliau melanjutkan sabdanya, "Wahai Tsauban! Kalau saja orang-orang yang terkena azab di dalam kuburan ini dahulunya berpuasa satu hari saja di bulan rajab dan beribadah semalaman sampai subuh, maka mereka tidak akan terkena azab di dalam kubur." (Allamah Majlisi, Bihar al-Anwar, jilid 97, hal 33)

6. Salah satu sahabat Imam Ja'far Shadiq as bernama Salim berkata, "Aku mendatangi Imam Ja'far Shadiq di saat bulan Rajab tinggal beberapa hari lagi. Imam Ja'far Shadiq bertanya, "Wahai Salim! Apakah kamu berpuasa di bulan Rajab ini?"

Aku menjawab, "Tidak."

"Telah hilang pahala darimu yang kadarnya hanya Allah yang tahu," kata Imam.

Kemudian beliau melanjutkan, "Sesungguhnya Rajab adalah bulan yang diutamakan dan sangat dihormati oleh Allah dan Allah telah mewajibkan kemuliaan bulan ini bagi para pelaku puasa."

Salim berkata, "Aku bertanya, "Wahai Putra Rasulullah! Bila saya berpuasa di hari yang tersisa dari bulan ini, apakah saya akan mendapatkan pahalanya?"

Imam menjawab, "Wahai Salim! Barang siapa berpuasa sehari di akhir bulan ini, maka Allah akan menyelamatkannya dari kesulitan sekarat kematian (sakaraatulmaut), ketakutan Hari Kiamat dan azab kubur."

Shalatnya Salman di bulan Rajab
Rasulullah Saw bersabda, "Wahai Salman! Setiap laki-laki dan perempuan mukmin yang shalat sebanyak 30 rakaat di bulan Rajab dan di setiap rakaat setelah surat al-Fatihah, membaca 3 kali surat al-Ikhlas dan 3 kali surat al-Kafirun, maka Allah akan menghapus dosa-dosa yang dilakukannya pada masa muda dan tuanya. Allah akan memberikan pahala kepadanya pahala orang yang berpuasa selama satu bulan di bulan Rajab. Allah akan mencatat namanya sebagai pelaku shalat sampai tahun depan.  Allah akan memberikan pahala kepadanya setiap hari dari bulan itu pahala seorang syahid dari syuhada Badr. Allah akan menjauhkannya dari api neraka dan menulis pahala untuk setiap rakaat di buku amalannya beribu-ribu rakaat dan dia akan melewati jembatan shirat dengan selamat."

Cara shalatnya demikian:
10 rakaat dikerjakan pada hari pertama, 10 rakaat pada hari pertengahan dan 10 rakaat pada hari terakhir bulan Rajab. Setiap dua rakaat satu salam dan setiap habis dua rakaat hendaknya mengangkat kedua tangan seraya berdoa (Ayatullah Mirza javad Maleki Tabrizi, al-Muraqibat, hal 131 dan 132):

لا إله إلّا الله وحده لا شریک له، له الملک و له الحمد یحیی و یمیت و هو حیّ لایموت بیده الخیر و هو علی کلّ شیءٍ قدیر. اللّهمّ لامانع لما اعطیت و لامعطی لما منعت و لاینفع ذالجدّ منک الجدّ

Laa Ilaaha illa Allah Wahdahu laa Syariikalah, lahul Mulk wa lahul Hamd, Yuhyii wa Yumiitu wa Huwa Hayyun laa Yamuut, biyadihi al-Khair wa Huwa ‘ala Kulli Syai'in Qadiir. Allahumma laa Mani'a limaa A'thaita wa laa Mu'thiya limaa Mana'ta wa laa Yanfa'u dzal Jiddi minka al-Jiddu

"Tiada Tuhan selain Allah. Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dia memiliki segala kerajaan dan pujian. Dia yang menghidupkan dan mematikan. Dia hidup dan tidak mati. Kebaikan ada di tangan-Nya. Dia berkuasa atas segala sesuatu. Ya Allah! Tiada yang dapat menghalangi apa yang Engkau berikan dan tiada yang bisa memberi apa yang Engkau larang. Tidak ada pemilik keseriusan yang bermanfaat tanpa keseriusan dari-Mu."

Catatan:
Pertanyaan yang mungkin muncul dalam benak setiap orang adalah bagaimana mungkin pahala sebanyak itu akan diberikan  hanya karena amalan yang sepele di bulan Rajab? Bagaimana mungkin otak seseorang bisa membayangkan luasnya semua pahala tersebut?

Jawabannya: 
Pertama, karena kebesaran Allah dan kedermawanan-Nya yang tidak terbatas sehingga Dia memberikan pahala yang banyak di hadapan amalan yang sedikit dan baik. Karena keutamaan dan kasih sayang-Nya Allah tidak memberikan pahala sebatas amal yang dikerjakan hamba-Nya. Sebagaimana di dalam doa Iftitah yang berbunyi:
   
ولاتزیده کثرة العطاء ألّا جوداً و کرماً

Banyaknya pemberian yang diberikan Allah tidak akan mengurangi apa yang dimiliki-Nya bahkan semakin bertambah kedermawanan dan kemuliaan-Nya. 

Tidak berkurang kekayaan-Mu karena memberi
Kemuliaan-Mu tidak berasal dari kekayaan siapa pun. (Nezami)

Dengan kekuasaan-Nya Allah bisa menjadikan seorang pengemis menjadi raja
Dan dengan kekuasaan-Nya Allah bisa memberikan gunung sebagai pengganti gubuk. (Sheikh Mahmoud Shabestari)    

Kedua, pahala tidak akan didapatkan begitu saja dengan puasa dan ibadah, tapi harus dibarengi dengan niat yang ikhlas dan menjauhi segala dosa. Karena betapa banyak orang yang berpuasa tapi hanya merasakan haus dan lapar saja dan orang beribadah hanya dapat lelahnya saja. Hal itu dapat terjadi dengan niat yang ikhlas dan upaya menjauhi dosa. (IRIB Indonesia/ENH)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar