Assalamualaikum Wr. Wb. Selamat datang di blog "بسم الله" Terima kasih Ya Allah atas rizki yang telah Engkau berikan.

Kamis, 21 Juni 2012

Zuhud


Zuhud dari segi bahasa artinya meninggalkan, tidak menyukai, atau menjauhkan diri. Zuhud dalam pengertian istilah adalah kondisi mental yang tidak mau terpengaruh oleh harrta dan kesenangan duniawi dalam mengabdikan diri kepada Allah SWT.


Dengan pengertian tersebut orang yang zuhud bukan berarti orang yang menjauhkan diri dari urusan dunia, tidak mau harta atau tidak mau mencari harta, karena selagi kita masih hidup di dunia harta tetap diperlukan. Juga bukan berarti orang yang zuhud itu orang yang miskin. Orang yang kaya pun bisa menjadi zuhud, tergantung bagaimana harta itu memengaruhi pengabdiannya kepada Allah SWT. Jika orang yang kaya menganggap harta itu sebagai sarana untuk beribadah dan berdakwah serta ia tidak mencintai dunia (hubbuddunya) secara berlebihan serta hartanya bukan menjadi tujuan hidupnya, tetap yang menjadi tujuan hidupnya adalah Allah, orang itu tetap seorang yang zuhud. Orang yang miskin pun tidak identik dengan orang yang zuhud. Orang yang miskin, tetapi tidak mau beribadah kepada Allah, hartinya bergantung terus pada harta dunia, maka orang itu pun tidak termasuk dalam zuhud.

Kebalikan dari zuhud adalah hubbuddunya. Orang yang hubbuddunya digambarkan Oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an Surah Al-Humazah sebagai orang yang senang mencela dan mengumpulkan harta.

Setiap hari yang dipikirkannya hanya uang dan uang, alias harta dunia. Dia terus-menerus mengumpulkan harta untuk ditumpuk, tanpa mau menafkkahkannya di jalan Allah. Dia mengumpulkan dan menghitung-hitung harta yang karenanya dia menjadi kikir.

Ciri-ciri Orang Zuhud

1. Pengabdiannya kepada Allah tidak terpengaruh oleh harta dan kesenangan dunia.

2. Harta dunia bukan tujuan, tetapi hanya sebagai sarana hidup.

3. Lebih mengutamakan akhirat dari pada dunia.

4. Orientasi hidupnya hanya pada Allah SWT.

5. Tidak merasa memiliki harta dunia, walaupun sebenarnya kaya.


sumber : Guru abdi,2007. Ayo Belajar Agama Islam. Jakarta : Erlangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar